PANGKALANJAMBI (RIAUPOS.CO) - Keberadaan Mangrove Education Centre di Pangkalan Jambi, Kecamatan Bukitbatu, saat ini bukan saja menjadi bagian pemulihan hutan mangrove dan menjaga dari abrasi, namun saat ini keberadaan mangrove itu menjadi tujuan kunjungan wisata lokal sambil menikmati berbagai makanan berasal dari buah mangrove.
Mangrove Education Center ini selama pandemi Covid-19 tertutup untuk umum. "Selama Pandemi Covid-19, tempat ini tertutup untuk umum. Namun untuk aktivitas kelompok tetap berjalan," kata Ketua Kelompok Harapan Bersama, Desa Pangkalan Jambi, Kecamatan Bukit batu, Bengkalis, Alpan, kemarin.
Kelompok yang baru saja menerima SK Penerima Proklim dari Kemen LHK ini terus berinovasi dan menjalankan beberapa program. Program yang dijalankan mulai pembenihan mangrove jenis api-api, bakau dan berembang. Kemudian penanaman mangrove dan pengembangan usaha ibu rumah tangga.
"Alhamdulillah, meskipun masa pandemi Covid-19, ibu-ibu dari kelompok kami terus berproduksi. Minimal per hari 1 Kg buah mangrove diolah ibu-ibu, " jelas Alpan yang saat itu menunjukkan hasil produksi jus buah kedabu dan berembang.
Tidak hanya itu, kata Alpan, memproduksi kerupuk amplang dari ikan lomek dilakukan ibu. "Alhamdulillah sampai saat ini masih diminati masyarakat," jelasnya.
Menurut Alpan, sejak level II sebagian masyarakat. Terutama masyarakat tempatan mulai datang untuk menikmati keindahan mangrove. "Sebenarnya kita tak berani mangrove center ini dibuka untuk umum. Kita menunggu, jika diizinkan pemkab, langsung dibuka," jelas Alpan. Yang jelas, katanya lagi, setiap yang masuk tetap menerapkan protokol kesehatan.(esi)